Menolak Ikut Korup

Di negeri yang korup, penuh tipuan dan kebohongan, suap menyuap di mana mana, uang sebagai pelicin dianggap hal biasa, semua- apa saja bentuk ketidakjujuran adalah hal kecil seperti bukan dosa, apakah anda dan saya harus ikut ikutan seperti itu?
Atau siapkah kita berkata tidak dengan segala konsekuensinya?


Betapa susahnya mengurus urusan yang dipersulit dengan sengaja atau tidak disengaja.
Tapi duit, koneksi dan kolusi memudahkan semuanya.

Ooh, Di manakah tempat orang jujur merasa damai hatinya?
Di manakah kejujuran menjadi senjata utama dalam segala usaha menjadi andalan?
Di manakah tempat kebohongan, intrik, korupsi dan ruswah adalah dosa yang tabu?

Lihatlah yang kualami, aku belum menemukanya.
Menjunjung kejujuran bagaikan memeluk bara api. Apa saja sulit, apa saja pasti dikalahkan oleh konspirasi uang dan wewenang.

Semakin sedih aku, anak anak dan pelajar sudah kehilangan tauladan dan pegangan dalam kejujuran, tipu tipuan dalam ujian menjadi berita nasional. Ada orang yang bangga dengan hasilnya, oh, masa depan mungkin lebih suram sari sekarang.

Mengapa aku tidak begitu saja?
Mendapatkan apa saja dengan mudah memakai muslihat yang sudah tidak tercela.
Memudahkan urusan dengan kekuatan kedekatan dan/atau uang dan barang.
Mengapa tidak ikut saja menjadi biasa dengan mereka mereka itu?

Pada akhinya, harapan adalah benteng terakhir.

Sabarlah bung!
Jangan putus asa!
Tuhan sedang menilai perbuatan kita.

Semoga Rabb Semesta Alam menguatkan kita semua.
Tiada daya dan upaya dalam memperbaiki diri dan negeri melainkan dengan pertolongan Yang Maha Esa.


4 Oktober 2016

Comments

Popular posts from this blog

About Me

Awan Orografis, Awan Hujan di Pegunungan