Masyarakat Tanggap Bencana dengan Informasi Peringatan Dini
Seakan tiada habisnya,
bencana alam di Indonesia terus terjadi. Sahut – menyahut kabar bencana terus
diberitakan di media massa. Tak hanya banjir ibu kota yang setiap tahun menjadi
berita, bencana lain dari penjuru nusantara kerap jadi kabar utama. Banjir
bandang, tanah longsor, kabut asap, gempa bumi hingga yang terbaru erupsi
Gunung Kelud, menambah deretan panjang bencana yang melanda negeri. Belum lagi ditambah
bencana yang luput dari pemberitaan media nasional, menunjukkan bahwa Indonesia
adalah negeri kaya bencana.
Benar, posisi unik
Indonesia di tengah dunia merupakan posisi rawan bencana.
Indonesia berada di daerah tropis yang diapit dua samudera dan dua benua, serta terletak pada pertemuan lempeng - lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, lempeng Filipina, dan lempeng Pasifik. Ditambah deretan gunung api pasifik yang membentang di pulau nusantara membuat wilayah Indonesia rentan akan bencana hidrometeorologis dan geologis.
Indonesia berada di daerah tropis yang diapit dua samudera dan dua benua, serta terletak pada pertemuan lempeng - lempeng tektonik yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, lempeng Filipina, dan lempeng Pasifik. Ditambah deretan gunung api pasifik yang membentang di pulau nusantara membuat wilayah Indonesia rentan akan bencana hidrometeorologis dan geologis.
Potensi bencana yang
begitu besar menuntut semua kalangan di negeri ini berfikir keras untuk
mengantisipasi dampak bencana. Masyarakat yang mengalami bencana secara
langsung harus tanggap menyambut
datangnya bencana yang bisa terjadi kapan saja. Bentuk ketanggapan yang dapat
dilakukan oleh masyarakat ialah dengan menguasai informasi peringatan dini
bencana.
Sistem peringatan dini
atau Early Warning System merupakan
serangkaian sistem untuk memberitahukan akan timbulnya suatu kejadian alam termasuk
bencana. Keberadaan peringatan dini bencana begitu penting untuk menentukan
tindakan yang tepat jika sewaktu waktu bencana terjadi. Kepanikan berlebih yang
dapat menghambat langkah evakuasi dapat diminimalisir dengan hadirnya informasi
ini.
Informasi
yang Tepat
Perlu diketahui bahwa
peringatan dini bencana merupakan informasi yang didapatkan dari data hasil
pengamatan potensi bencana. Tentu hal ini hanya dapat dilakukan oleh pihak yang
berwenang untuk melakukanya. Tidak semua informasi dapat diterima
mentah-mentah. Hanya informasi yang dikeluarkan oleh lembaga pemerintah terkait
yg dapat dijadikan acuan.
Meski kesigapan reaksi
diperlukan di kondisi sempit dan kritis saat bencana. Masyarakat dihimbau untuk
tetap tenang dan mengikuti arahan serta
informasi yang diberikan pemerintah. Jangan mudah terpancing oleh isu yang
dikeluarkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, meskipun mengatasnamakan
lembaga berwenang.
Lembaga pemerintah seperti
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana
Geologi (PVMBG) merupakan contoh lembaga yang memberikan informasi bermanfaat
untuk mengantisipasi bencana.
BMKG dalam fungsinya memberikan
informasi yang berkaitan dengan Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan
Geofisika atau disebut juga infotmasi MKKuG.
Informasi yang diberikan misalnya
peringatan dini cuaca ekstrem, perkiraan tinggi gelombang perairan, peringatan mengenai
badai tropis (Tropical Cyclone Warning), potensi banjir, potensi kebakaran
hutan, analisa kejadian iklim ekstrem, informasi sebaran debu gunung api, informasi
sebaran asap kebakaran hutan, gempa bumi terkini hingga informasi potensi
tsunami dan lain sebagainya. Bahkan pengamatan potensi tsunami oleh BMKG
merupakan proyek nasional yang melibatkan berbagai institusi dalam negeri yang
terintegrasi dalam Indonesia Tsunami
Early Warning System (InaTEWS).
Informasi yang bisa
didapat dari BNPB berupa informasi kegiatan penanggulangan bencana. Informasi
tersebut mencakup pencegahan bencana, penanganan tanggap darurat, rehabilitasi,
dan rekonstruksi pasca bencana. Melalui koordinasi dengan pemerintah daerah
BNPB dapat membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Sedangkan
informasi tentang aktivitas gunung api dapat diperoleh dari PVMBG.
Contoh sederhana manfaat
peringatan dini misalnya informasi tinggi gelombang perairan. Nelayan dan
pelayan jasa angkutan laut harus memanfaatkan informasi ini sebagai upaya
keselamatan.
Contoh lain ialah informasi curah hujan, prakiraan
cuaca serta
potensi banjir. Dengan mengetahui informasi tersebut lebih awal, langkah
antisipasi dapat dilakukan. Perabot rumah tangga dapat diselamatkan dari banjir
yang memang merupakan musuh utama furnitur keluarga.
Kita tidak dapat mengelak
dari kenyataan bahwa dimanapun kita berada, potensi bencana tetap ada. Meski
aman dari satu jenis bencana, jenis bencana lain tetap mengancam. Dengan dipahaminya informasi sedini
mungkin, diharapkan kerugian akibat bencana dapat dikurangi.
Sebagai penutup, mari kita berdoa semoga saudara saudara
kita yang sedang tertimpa bencana diberi ketabahan. Dan tak kalah penting,
semoga bencana yang akhir - akhir ini melanda negeri kita tercinta dapat berhenti.
Amin.***
___Tulisan ini dimuat di harian Pontianak Post Rabu, 19 Februari 2014 kolom opini halaman 14
Comments
Post a Comment